oleh

PEMBERDAYAAN KADER CILIK MELALUI GERAKAN “ASIK” AKTIVITAS FISIK CEGAH OBESITAS PADA ANAK USIA SEKOLAH

Nourmayansa Vidya Anggraini1, Serri Hutahaean2,  Nayla Kamilia Fithri 3, Vionita Apriliana4, Bonieta Dwi Lestari5, Nita Junita6

1,2,3,4,5,6Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Obesitas diartikan sebagai penumpukan lemak yang berlebihan dampak ketidakseimbangan energi yang masuk menggunakan energi yang dikeluarkan dalam jangka waktu yang lama. Kegemukan serta obesitas terjadi dampak asupan energy yang berlebih. Asupan energy yang tinggi disebabkan konsumsi energy dan kalori yang tinggi sedangkan pengeluaran energy yang rendah (Kemenkes, 2018). Di Indonesia, prevalensi obesitas pada anak berdasarkan perbandingan indeks massa tubuh menggunakan usia (IMT/U) pada anak usia 5-12 tahun semakin tinggi dari 8,8% (Riskesdas, 2013) menjadi 9,2% (Riskesdas, 2018). Prevalensi obesitas dan berat badan berlebih (overweight) pada remaja umur 16-18 tahun pula meningkat masing-masing dari 1,6% menjadi 4,0% dan 5,7% menjadi 9,5% (WHO,2018).

Aktivitas fisik terdiri dari pergerakan tubuh yang memerlukan pengeluaran tenaga yang diakibatkan oleh otot badan. Riset kesehatan dasar (riskesdas) membenarkan kurang aktif secara fisik dapat menyebabkan risiko obesitas. Secara nasional, di tahun 2018 terjadi peningkatan prevalensi kegiatan fisik penduduk umur ≥10 tahun urutan terendah sebanyak 33,5% berbeda di tahun 2013 sebanyak 26,1%, sedangkan prevalensi urutan kegiatan fisik kurang di daerah DKI Jakarta di tahun 2018 sebanyak 47,8%, tahun 2013 sebanyak 44,2%. Pada tahun 2018 usia 15-19 tahun kurang aktivitas fisik sebesar 49,6% dimana kegiatan fisik kurang pada remaja laki laki sebanyak 36,4% dan remaja perempuan sebanyak 30,7% (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Sutrio tahun 2017, adanya disparitas yang tidak selaras antara kegiatan fisik dengan status gizi menyebakan peserta didik yg memiliki aktivitas fisik ringan kurangan mempunyai gizi lebih sebesar 49 orang (40,5%). Sejalan berkembangnya teknologi mirip media umum menyebabkan remaja semakin malas dan jarang membagi waktu untuk melakukan aktivitas fisik akibat peningkatan penggunaan media sosial dalam jangka waktu yang lama (Setiawati et al., 2019).

Upaya pemerintah Indonesia untuk menunda ketinggian nomor peristiwa obesitas yaitu menggunakan mengadakan program Gerakan Nusantara Tekan angka Obesitas atau yang seringkali disingkat menjadi GENTAS. GENTAS ini bisa bina oleh energi kesehatan ataupun pihak lain yang berperan dalam upaya pengendalian obesitas pada seluruh Indonesia (Kemenkes,2017).

Satu kebijakan aktivitas berasal ini artinya melibatkan setiap atasan pelayanan kesehatan untuk ikut serta pada acara Gerakan Nasional Pengendalian Obesitas, di sini perawat komunitas dapat berperan sebagai promosi kesehatan buat para remaja (Kemenkes, 2017). Perawat komunitas bisa melakukan pendidikan kesehatan kepada anak usia sekolah supaya anak usia sekolah bisa tahu perihalobesitas. Sesuai studi pendahuluan yg dilakukan pada peserta didik siswi SDN Grogol 02 Depok, sebanyak 15 orang peserta didik diperoleh 8 peserta didik tidak melakukan aktifitas fisik serta mempunyai status gizi gemuk, tiga peserta didik melakukan aktifitas fisik dan mempunyai berat badan tidak normal, 5 orang siswa seringkali melakukan aktifitas fisik dan mempunyai berat badan normal. Dari penjelasan tersebut maka tim pengabdian kepada masyarakat melakukan proses pemberdayaan kader cilik di SDN Grogol 02 Depok. Hal ini merupakan upaya menekan angka peristiwa obesitas serta mencegah penyakit degeneratif waktu dewasa nanti.

Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk Pengabdian kepada masyarakat (PKM) Oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (FIKES UPNVJ).

Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan penyuluhan atau edukasi agar dapat meningkatkan kesehatan dengan melakukan pencegahan obesitas pada anak melalui pemberdayaan kader cilik dan meningkatnya peran warga sekolah dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar. Penyuluhan ini dilakukan pada tanggal 24 Mei 2023 jam 13.00 WIB. Penyuluhan diberikan menggunakan media Power point.

Hasil penyuluhan ini adalah terdapat peningkatan tingkat pengetahuan dan sikap pekerja sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Pengetahuan anak setelah edukasi meningkat dari 40% menjadi 80% memiliki pengetahuan yang baik. Tindakan yang baik meningkat dari 45% menjadi 75% setelah dilakukan edukasi. Para kader dapat dapat mempraktikkan cara mengukur tinggi dan berat badan pada teman-temannya.

Harapan kedepan diperlukan adanya gerakan para dari para kader cilik untuk peduli terhadap berat badan untuk mencapai kesehatan yang maksimal. Hal ini tentunya diperlukan dukungan dari para guru untuk tercapainya kesehatan optimal.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *