oleh

Mengenal Polisi yang Menginspirasi Pagi Ini

Oleh A Edison Nainggolan*)

Pagi ini saya diingatkan sahabat saya untuk menulis sebuah artikel tentang kiprah polisi di tengah masyarakat.  Lalu saya jawab dengan singkat, “Ok akan segera saya siapkan.  Mudah kok kata saya memotivasi dirinya yang juga wartawan agar dia juga segera menulis sebuah karya berkaitan dengan citra polisi.”

Ternyata, karena saking banyaknya dan melekatnya polisi dengan wartawan, terasa bingun mau mulai dari mana.  Lalu, sebagai jurnalis saya membuka website di www.nagara.id dengan memasukkan kata kunci polisi.

Dalam hitungan detik lalu muncul ratusan artikel maupun berita yang terkait dengan kiprah kepolisian.  Mulai dari penangkapan penjahat, kerjasama pihak kepolisian dengan instansi lain menangani Covid-19, penggerebekan judi dan penangkapan penjual narkoba, pembongkaran wisata seks, hingga kegiatan bakti sosial.

Melihat judul-judul itu membuktikan kepada kita bahwa kiprah korps Tribrata di tengah masyarakat memang sangat luas, sangat kompleks, dan hampir ada di setiap kegiatan dan hiruk pikuk masyarakat mulai dari kalangan bawah sampai masyarakat kalangan atas.

Polisi memang garda terdepan khususnya dalam meningkatkan rasa aman dan nyaman masyarakat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berusaha dan berkegiatan dimana terjadi interaksi yang kadang kala menimbulkan persoalan perdata maupun pidana.  Polisi dicari manakala terjadi permasalahan, dan sebaliknya ditakuti dan dihindari oleh pelanggar hukum.

Lalu mata saya tiba-tiba tertuju pada satu artikel lain yang agak berbeda.  Saya bertemu judul “Kisah Polisi di Perairan OKI, Sisihkan Gaji Modifikasi Speedboat Patroli jadi Ambulans.”

Rubriknya adalah Dharma dan Tribrata.  Dharma adalah rubrikasi yang terkait dengan perbuatan baik dan Tribrata adalah korps kepolisian republik Indonesia.

Mengapa tulisan ini menarik?  Pertama-tama adalah dari judulnya, dimana dua “pahlawan” polisi di Perariran OKI berkorban dengan menyisihkan gaji yang merupakan hak bagi dirinya demi mewujudkan sebuah speedboat Patroli menjadi Ambulans.

Menurut informasi dari wartawan kami, kisa inspiratif ini berawal dari suatu peristiwa.  Kala itu, Kapolsek bersama Kanit Reskrim Air Sugihan Ipda Rio Trisno dan Aipda M. Husni Thamrin mendapati salah seorang warga yang menderita sakit kesulitan dibawa kerumah sakit di Palembang untuk mendapat perawatan rujukan di rumah sakit karena terkendala kendaraan. Sementara saat itu mesin speedboat milik puskesmas Air Sugihan digondol maling.

Atas dasar pengalaman pribadi ini, dan tentu tergerak hatinya untuk berbuat baik dan mereka merasa terenyuh.

Atas kejadian itu, jajaran Polsek Air Sugihan didukung pihak kecamatan, puskesmas, kepala desa, tokoh masyarakat dan perusahaan sekitar bermufakat mencari jalan keluar mengurangi kesulitan warga.

“Kita terpikir bagaimana membantu masyarakat sekitar dengan transportasi air semacam ambulans terapung. Jadi jika ada keadaan darurat bisa membantu masyakat berobat ke rumah sakit,” kata Rio.

Berbekal uang urunan dari anggota Polsek yang menyisihkan gaji serta bantuan dari beberapa pihak. Kapolsek bersama Kanit Reskrim Air Sugihan itu berinisiatif memodifikasi speed boat milik polsek yang biasanya digunakan untuk patroli keamanan, dimodifikasi agar bisa membantu layanan kesehatan layaknya ambulan terapung.

Berkat keikhlasan para anggota yang bersedia menyisihkan gaji mereka juga dukungan pihak yang peduli, kita modifikasi speed boat nya bukan hanya untuk patroli keamanan juga disediakan tempat tidur serta sarana medis standar sehingga bisa digunakan sebagai ambulans terapung,” papar Rio.

Sebagai seorang insan Bhayangkara, Rio mengaku dirinya bisa bersentuhan langsung dengan masyarakat, bahkan menjadi garda terdepan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

Bagi Ipda Rio Trisno dan Aipda M. Husni Thamrin yang saat itu bertugas di Polsek Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Tentu saja keiklasan dan ketulisan hati dua polisi di daerah terpencil ini tidak untuk mengharapkan hadiah atau imbalan. Bahkan keduanya merendah dan mengatakan masih banyak polisi yang lebih senior dan memiliki pengalaman dibandingkan mereka.

Sejatinya segala perbuatan baik, pastilah ada yang membalasnya kendati tidak ada yang melihatnya.

Berkat inovasi ini Kapolsek dan Kepala Unit Reskrim Polsek Air Sugihan itu menerima penghargaan dari Bupati dan Kapolres Ogan Komering Ilir berkat inovasi mereka dalam melayani masyarakat di pesisir timur Sumatera Selatan tersebut.

Mereka dinilai telah menjalankan salah satu tugas yang melebihi tugas pokok menyangkut kepedulian kepada masyarakat perairan yang kesulitan mendapat layanan kesehatan terutama bagi mereka dalam keadaan darurat kesehatan untuk dibawa berobat ke rumah sakit.

Bagi saya membaca sesuatu perbuatan baik, akan menghasilkan pikiran yang baik.  Lalu saya teringat sebuah pepatah kuno yang mengatakan, janganlah kamu mencari kebahagiaan karena kebagaiaan itu tidak akan ditemukan.  Kebahagian bukan dicari tetapi diciptakan dengan cara membahagiakan orang lain.

Dan tugas untuk membahagiakan dan menolong orang ternyata ada pada profesi polisi.  Polisi dekat dengan masyarakat dan di masyarakatlah ladang pengabdian itu terbentang luas.

*) Wartawan Nagara News Network (Nagara.id)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *