PALEMBANG, NAGARA.ID – Cabang olahraga catur di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sangat menjanjikan dapat mencetak pecatur andal hingga grand master di masa mendatang. Hal tersebut disampaikan GM Ruslan Shcherbakov usai memberikan materi Coaching Clinic sehari penuh yang dilangsungkan di Fave Hotel Palembang, Senin (14/3/2022).
Pendapat tersebut didasarkan pada pengamatan setelah melihat berbagai kegiatan organisasi catur di Sumsel, mulai dari penyambutan di Bandara SM Badaruddin II Palembang, mengunjungi Chess Cafe Palembang dan melihat animo peserta dalam pelatihan Coaching Clinic di Sumsel sekaligus menjadi yang pertama di Indonesia.

Ruslan juga memuji adanya Chess Café berikut kantor Percasi Kota Palembang yang dinilainya unik dan sangat mendukung. Fasilitas-fasilitas dan kompak dan bergariahnya kepengurusan Percasi menurut dia sebagai modal utama untuk mengembangkan potensi catur di Palembang dan Sumsel umumnya.
Dalam pelatihan yang diikuti lebih dari 60 oran peserta yang dibuka Ketua Harian Percasi Sumsel, BRM Aritonang, Ruslan memaparkan materi dalam bahasa Inggris dibantu penterjemah MNW Nyimas Sonya Nafa, Dewi Puspita,SE, WNP dan MN Ruby Tamono. Mereka adalah pengurus catur di Sumsel dan Muaraenim.
Mantan pelatih pelatnas catur Asian Games asal Rusia ini menampilkan lebih dari 45 partai permainan catur dibedah dan dianalisa secara interaktif dengan peserta. Sejumlah nama pecatur yang saat ini sudah mencapai puncak prestasi dan sempat ditangani Ruslan di antaranya WGM Meidina, WIM Chelsea, Farid Irmansyah dan Lutfie Ali.
Sementara itu di tempat yang sama Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Prestasi (Binpres) Pengurus Besar Percasi Kriatianus Lim mengakui bahwa pelatihan Coaching Clinic ini diharapkan dapat menghasilkan pecatur hebat di masa mendatang bila diasah secara tepat dan konsisten.
Namun demikian, kata Kristianus Lim, untuk menghasilkan pecatur hebat dibutuhkan tiga cara dalam satu siklus yaitu: latihan, tanding dan evaluasi yang dilakukan terus menerus. “Tiga fase itu diulang-ulang hingga bisa menghasilkan atlet catur sesuai dengan tingkatan tertentu yang diharapkan,” kata dia.
“Ini membutuhkan biaya dan sangat bagus kalau ada dukungan dari pemerintah dan pihak-pihak lainnya,” urainya.
Ditambahkan Kristianus, selama ini di Palembang pernah memiliki akademi catur Chess Academy binaan Pemprov Sumsel sementara di provinsi lain tidak ada. “Harus ada konsistensi dan kemauan yang kuat untuk mendukung prestasi kebangkitan catur di Sumsel,” katanya lagi.
Apabila sudah ada atlet-atlet yang mencapai tingkatan lebih tinggi, tugas pengurus Percasi untuk menyediakan pelatih yang sesuai dengan tingkatannya.
Catur Sangat Unik
Sementara itu para peserta catur yang mengikuti Coaching Clinic umunnya menyatakan senang mendapatkan pelatihan dari GM Ruslan Shcherbakov. Namun demikian, Coaching Clinic yang ditutup oleh Ketua Panitia MN Nurdin Abubakar ini dinilai terlalu singkat dan diharapkan dapat diadakan dalam kesempatan lain.
Salah satu peserta Ruby Tamono, yang juga pelatih di Sekolah Catur Bukit Asam Tanjung Enim mengatakan, secara spesifik permainan catur sangat unik berbeda dengan cabang olahraga lainnya. Dia mengatakan di dalam catur dibutuhkan pemahaman dan olah pikir yang tepat dan pembelajaran untuk dapat unggul dalam permainan catur. “Pemikiran dan pendalaman pengetahuan sangat penting dan itu bisa di dapat dari berbagai buku-buku catur,” lanjutnya.
Sayangnya, kata Ruby, sebagian besar materi-materi permainan catur masih dalam bentuk bahasa Inggris. Untuk itu, dia berharap atlet-atlet muda Sumsel yang ingin menembus prestasi hingga tingkat internasional harus menguasai bahasa Inggris. Kesimpulan ini, menurut Rubbi juga terjadi ketika pemain catur Eropa dahulu belajar bahasa Rusia dan mempelajari buku-buku catur dari Rusia yang saat itu berada di atas permainan catur Eropa.
Dia pun berharap pelatihan semacam ini akan berkelanjutan dan tidak berhenti sampai di sini saja.