oleh

Raih Medali Emas Terbanyak di Porwil, Sumsel Gagal Ikut Catur Beregu di PON XXI Aceh -Sumut

PALEMBANG, NAGARA.ID – Tim catur Sumsel gagal ikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh dan Sumut tahun 2024 mendatang yang akan diselenggarakan di Banda Aceh dan Medan.  Kendati demikian di kelompok perorangan, MF Maksum Firdaus berhasil lolos di nomor perorangan setelah meraih posisi pertama dengan poin 6  sedangkan yang mendampingi Firdaus adalah perangkat 2, Aldi dari Bengkulu harus melalui play off terlebih dahulu.  Hasil tersebut diketahui setelah Porwil XI Sumatera usai dilaksanakan di Hotel Arya Duta Pekanbaru, 5-11 November 2023.

Di nomor beregu Tim Catur yang lolos adalah Provinsi Jambi, sedangkan ranking kedua Provinsi Riau dan Provinsi Sumbar masih ada peluang untuk lolos ke PON namun harus menjalani pertandingan play off terlebih dahulu di Pulau Jawa.

Kendati gagal lolos PON di Kelompok Beregu PON, Sumsel masih mendapatkan hiburan dengan keluar sebagai Juara Umum perolehan medali dengan 6 Emas, 6 perak dan 0 perunggu disusul Jambi 3 emas, 3 perak dan 2 perunggu Dan Kepri di posisi ketiga dengan 3 emas dan 1 perunggu.

Medali tersebut diraih melalui catur cepat, catur kilat dan catur standard perorangan dan papan beregu.  Mereka  yang menyumbangkan medali masing-masing Maksum Firdaus kategori perorangan 1 emas dan 2 perak, Tim Beregu Sumsel Kategori Kilat, 1 emas, Papan Terbaik I atas nama Surya Setiawan 3 emas, Nurdin Papan II menyumbangkan 1 emas, MN Evan Effendi meraih 1 perak dari Papan Terbaik III, dan Aditia Ganta dari Papan Terbaik IV.  Masih dari Kelompok Beregu Catur Cepat, Nurdin Abubakar juga menyumbangkan perak pada Papan Terbaik II.

Kurang Solid Beregu

Sebagaimana diketahui yang akan menentukan kelolosan di PON adalah catur kategori standar, bukan dari banyaknya medali.  Maka otomatis yang akan lolos ke PON adalah Jambi kendati hanya duduk di peringkat-2 dalam perolehan medali, Otomatis Jambi juga akan mengikuti catur kilat dan catur cepat pada PON mendatang.

MN Cleopatra (paling kanan), MN Godam Eko HS (kedua dari kanan) dan MN A Ropik (paling kiri)

Menanggapi hasil Porwil tersebut, sejumlah pencinta catur Sumsel yang pernah memperkuat Sumsel dalam PON memberikan pendapat yang nyaris sama. Diwawancarai secara terpisah, MN Cleopatra, MN Godam Eko HS dan MN M Ropik senang dan mengakui keberhasilan perolehan medali emas terbanyak.  Namun sangat disayangkan, Sumsel gagal ikut PON.  Kegagalan ini merupakan kabar buruk buat Sumsel dan patut dievaluasi secara mendalam.

Menurut catatan, Sumsel selalu lolos mengikuti PON mulai dari tahun 2004 di Palembang, 2008 di Tarakan, 2012 di Riau, dan 2016 di Bandung Jawa Barat.  Sedangkan pada Porwil  2019, Sumsel masih ada peluang walaupun gagal pada pertandingan Play Off Brastagi dan gagal ke PON Papua 2020.  “Baru kali ini Sumsel gagal di Porwil dan tidak memiliki peluang lagi ke PON, bahkan tidak bisa lolos melalui play off karena hanya duduk pada peringkat 4. Sedangkan yang diambil play off adalah peringkat 2 dan 3,” katanya, Sabtu (11/11/2023).

Melihat prestasi catur Sumsel selama ini, Sumsel merupakan regu kuat yang diperhitungkan di Pulau Sumatera dan selalu lolos.

Menurut Ata, panggilan akrab Cleopatra, kegagalan ini patut  menjadi catatan dan evaluasi.  “Di dalam pertandingan beregu, dibutuhkan stamina dan kekuatan pemain yang merata,” kata Ata yang juga disepakati pendapat yang sama dari MN Godam Eko HS dan MN A Ropik.  Mereka adalah pemain-pemain senior yang sudah sering bertanding di tingkat nasional, namun tidak memperkuat Tim Beregu Sumsel.

Adapun anggota Tim Beregu Sumsel kali ini terdiri dari, MN Nurdin Abubakar, Surya Setiawan, Evan Effendi, Aditya Ganta Suputra dan M. Rizky Akbar.  Mereka hanya mampu berada di Posisi IV Catur Beregu standard dan berada di bawah Jambi, Riau dan Jambi.  Sedangkan Sumatera Utara dan Aceh otomatis lolos karena menjadi tuan rumah bersama PON XXI 2024.

Ditambahakan Godam, komposisi beregu ini sudah diprediksi jauh-jauh hari cukup berat lolos mengingat pertarungan di tingkat Porwil bukan pertandingan yang mudah.  Dibutuhkan kematangan, mental dan strategi yang kuat.  “Dan itu hanya dimiliki oleh pemain berpengalaman khususnya yang sudah terbiasa bertarung di tingkat nasional,” ujar atlet Sumsel yang juga karyawan Bank Sumsel Babel ini.

Sayangnya pecatur-pecatur Sumsel di atas tidak ikut dalam Porwil baik sebagai pemain, pelatih ataupun sebagai skondan.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *