oleh

In Memoriam Eddy Yusuf: Bapak Pembangunan OKU, Gagal Mencalonkan Kembali dan Kosongnya Kepemimpinan Saat Ini

Oleh A Edison Nainggolan

KABAR duka kembali menimpa Kabupaten Ogan Komering Ulu  (OKU).  Eddy Yusuf, mantan Bupati OKU yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumsel, Selasa (08/03/2022) menghembuskan nafas terakhir di RSUD Ibu Sutowo Baturaja setelah sempat dirawat di RS Antonio Baturaja.

Kepergian mantan Bupati OKU ini menjadi satu rangkaian dengan kepergian mantan Bupati OKU dua periode 2014-2024, Kuryana Aziz yang meninggal persis setahun sebelumnya di RS Charitas Palembang.  Kita juga masih ingat jelas kematian Johan Anuar Wakil Bupati OKU terpilih periode 2019-2024 ketika masih menjalani masa tahanannya 10 Januari 2022 di Palembang.

Lalu ada pula kabar duka kematian Percha Leanpuri yang menjadi pesaing pasangan Kuryana-Johan Anuar periode 2014-2019 yang meninggal 19  Agustus 2021 di RSUD Muhammad Husin Palembang.  Jauh sebelum itu, Nasir Agun yang tak lain adalah calon Wabup berpasangan dengan Percha Leanpuri telah mendahului menghadap Yang Maha Kuasa 11 Februari 2018 di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.  Boleh dikatakan, Kabupaten OKU telah kehilangan para pemimpinnya dan calon pemimpinnya satu dekade.

Menurut keterangan orang terdekat, Eddy Yusuf mengeluh sakit pukul  21.00 WIB sehingga oleh pihak keluarga langsung dilarikan ke RS Antonio Baturaja. Lantaran, kesehatannya terus menurun, bahkan sempat hilang kesadaran Eddy Yusuf langsung dibawa ke IGD RSUD Ibnu Sutowo Baturaja, dan Selasa (08/03/2022) pagi pukul 09.00 WIB dinyatakan meninggal dunia.

Eddy Yusuf dan OKU

Siapa tak kenal Eddy Yusuf? Dia adalah mantan Bupati Ogan Komering Ulu periode 2003-2005 yang sebelumnya didahului sebagai Wakil Bupati OKU 2000-2003 mendampingi Bupati yang dijabat Syahrial Oesman.  Syahrial Oesman kemudian menjadi Gubernur Sumsel 2003-2008.

Periode kedua menjabat sebagai Bupati OKU tahun 2005-2007 namun tidak sampai selesai masa jabatan kemudian dilanjutkan menjadi Wakil Gubernur Sumsel 2008-2013.

Program-program Eddy Yusuf ketika menjadi wakil bupati dan menjadi bupati waktu itu cukup dikenal luas.  Dia membangun sejumlah sarana dan infrastruktur seperti lampu jalan di kota bahkan ke Desa Ulu Ogan.  Selain itu pembangunan Stadion Kemiling, Kolam Renang bertandar internasional, Terminal Induk Batu Kuning dan Pasar Induk Batu Kuning.  Namun banyak yang belum berfungsi dengan baik.

Penerima Satyalancana Wirakarya dari Presiden RI 2004 dan pernah menjadi Pembina Terbaik Karang Taruna Tingkat Kabupaten se-Indonesia, 2006  juga menyayangkan beberapa pembangunan yang monumental di OKU belum tuntas dan belum dimaksimal dimanfaatkan sesuai tujuannya karena dia keburu pindah menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumsel.

Dia mencontohkan, Pasar Induk dan Terminal Induk Batukuning tidak difungsikan secara maksimal sampai saat ini.  Eddy mengakui, masih banyak yang belum sempat dikerjakannya antara lain menggantikan jembatan gantung  Kemiling, Jembatan Semidang Aji, Jembatan Pengandonan, Jembatan Lingkar Kota dan sebagainya.

Siap Kembali Memimpin OKU?

Tidak ada yang mengetahui persis kedatangan Eddy Yusuf ke Baturaja sebelum kematiannya karena sehari-hari dia tinggal di Palembang, kendati dia juga memiliki rumah di Kemelak Baturaja.

Tahun 2019 silam, Eddy Yusuf sempat mencalonkan diri untuk menjadi peserta Pilkada berhadapan dengan pasangan Kuryana Azis dan Johan Anuar.

Belakangan, Eddy Yusuf dan pasangannya Helman, gagal melaju menjadi peserta Pilkada karena semua partai diborong oleh pasangan incumben.

Kekecewaan tentu saja menyelimuti dirinya.  Bahkan Eddy sempat pula mungungkapkan kekesalannya dan mensinyalir ada pihak yang berpolitik secara tidak beradab.

Namun Eddy bukanlah orang yang pantang menyerah.  Dia tetap mendampingi masyarakat OKU menjelang Pilkada 2019 kendati dirinya tidak bisa menjadi peserta, melalui Gerakan Kotak Kosong (Koko) .  Harapannya hanya satu, masyarakat OKU menjadi cerdas dan tidak diperalat oleh partai politik.

Namun pada akhirnya, suka atau tidak suka –pasangan incumben Kuryana Azis dan Johan Anuar — tetap menang melawan Kotak Kosong, kendali tidak sempat memimpin dan akhirnya meninggal dunia.

Ayah tiga orang anak yang beristrikan Suzana ini mengatakan dirinya tidak ada kepentingan apa-apa lagi di OKU.  “Hanya ingin mengabdikan diri kepada masyarakat dan mudah-mudahan menjadi amal  untuk menghadap Tuhan karena umur yang sudah banyak ini,” katanya waktu itu.

Dengan kepergian Eddy Yusuf, maka menjadi catatan sejarah kepemimpinan di Kabupaten OKU karena sejumlah pemimpin dan calon pemimpin OKU sudah pergi meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya.

Ada nama Nasir Agun, Kuryana Azis, Percha Leanpuri, Johan Anuar dan terakhir Eddy Yusuf.  Bahkan nama Percha Leanpuri dan Eddy Yusuf juga santer disebut-sebut bakal meramaikan bursa calon bupati definitif yang kosong sejak meninggalnya Kuryana Azis dan Johan Anuar.

Seyogyanya, pemilihan Bupati dan Wakil Bupati masa 2019-2024 ini akan dilakukan melalui mekanisme lewat DPRD akibat berpulangnya Kuryana Azis dan Johan Anuar.  Namun sampai sekarang belum jelas siapa yang akan memimpin Kabupaten OKU.

Sudah selayaknya, perjalanan sejarah para pemimpin Kabupaten OKU di atas menjadi pelajaran penting bagi masyarakat OKU dan calon pemimpin Kabupaten OKU kelak.  Dunia politik adalaj jalan dalam pengabdian, ajang berbakti pada nusa dan bangsa, bukanlah ajang untuk kepentingan diri sendiri apalagi kelompok sendiri.  Manfaatkanlah masa berbakti untuk sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat dan Kabupaten OKU.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *