Herman Deru: Jaga Tradisi Budaya dan Adat Istiadat Jadi Ciri Khas Sumsel

PALEMBANG, NAGARA.ID – Kegigihan dan semangat Gubernur Sumsel Herman Deru dalam menjaga tradisi, budaya dan adat istiadat agar tetap menjadi ciri khas, rupanya menyulut semangat pemerintah daerah dan masyarakat di Sumsel.

Seperti yang dilakukan pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Muratara. Dimana keduanya saling berkolaborasi menggelar tradisi Sedekah Ramo yang diberi nama Festival Sedekah Ramo Air Terjun Nasi Punjung Ayam terinspirasi dari kegigihan Gubernur Herman Deru dalam menjaga adat dan budaya adat istiadat jadi ciri khas Sumsel.

Diketahui, sedekah ramo merupakan tradisi unik, budaya, adat istiadat dan ciri khas masyarakat Kabupaten Muratara Sumsel yang sudah dilakukan secara turun temurun. Sedekah Ramo juga merupakan rangkaian dari Festival Danau Rayo sekaligus acara untuk memeriahkan HUT ke-77 Republik Indonesia.

Bahkan, Sedekah Ramo tahun ini lebih semarak dari sebelumnya. Karena kali ini nasi jengger ayam yang disajikan sangat banyak sehingga masuk dalam rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

“Saya sangat mengapresiasi bupati Muratara beserta jajarannya serta masyarakat yang bahu-membahu membuat acara tersebut. Bahkan Festival Kuliner Sedekah Ramo mendapat rekor MURI sebagai punjung padi terbanyak. Tentu ini membuat kami bangga. ajang untuk kita menjaga kearifan lokal,” kata Herman Deru, saat berkunjung ke Kabupaten Muratara, Rabu (24/8/2022).

Menurut Herman Deru, capaian Kabupaten Muratara tentunya akan menjadi pemicu bagi Kabupaten dan Kota lainnya untuk berkomitmen menjaga budayanya.

Ia bahkan meminta agar kegiatan budaya dilakukan secara berkelanjutan.

Pada festival sedekah ramo, Herman Deru juga berkesempatan makan nasi punjung ayam terjun bersama ratusan masyarakat di Kabupaten Muratara.

Nasi unjung adalah nasi kuning dengan lauk pauk. Bedanya, nasi punjung disajikan dengan satu ekor ayam yang dimasak dengan santan.

Sebelumnya, Gubernur Herman Deru memang terus mengajak semua pihak untuk berkontribusi dalam menjaga kearifan lokal di Sumsel.

Bahkan, hal itu juga sudah diungkapkan Herman Deru dalam Pergub.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

three × 1 =