Catur Beregu Palembang: Seberang Ulu Kalahkan Seberang Ilir 12,5 – 7,5

PALEMBANG, NAGARA.ID – Tim Catur Seberang Ulu berhasil mengalahkan Tim Catur Seberang Ilir dengan skor 12,5 – 7,5 dalam pertandingan persahabatan di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Minggu (2/5/2021).  Kemenangan ini diperoleh dari 20 partai yang dipertandingan dengan sistem permainan 15 menit untuk masing-masing pemain catur.

Ketua Harian Percasi Sumsel AKBP BRM Aritonang, SH MH MN yang membuka acara tersebut mengatakan, pertandingan persahabatan ini merupakan pemanasan sekaligus memeriahkan peralihan Pengurus Percasi Cabang Palembang dari dirinya kepada Okov Simanjuntak yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Percasi Kota Palembang. Sementara Aritonang mendapatkan mandat sebagai Ketua Harian Pengurus Percasi Provinsi Sumsel mendampingi Ketua Umum Percasi Sumsel, Yulian Gunhar, SH, MH.

Dikatakan Aritonang, dia sangat mengharapkan sesudah pertandingan ini, nantinya Pengurus Cabang Kota Palembang mampu melaksanakan event yang lebih besar lagi.  “Bila perlu 500  pecatur Ilir melawan 500 pecatur ulu,” katanya.

Lebih lanjut dikatakan Aritonang, catur memiliki dua wajah.  “Di satu sisi catur sebagai hiburan dan di sisi lain catur sebagai sarana untuk berprestasi,” katanya.

Catur sebagai hiburan dapat dimainkan oleh siapapun dan dimanapun.  Akan tetapi catur sebagai  sarana prestasi harus dijalankan dengan sejumlah aturan dan pertandingan yang fair dan sportif.  Oleh karena itu, lanjut Aritonang, pertandingan catur harus bebas dari permainan sabun (pengaturan, Red) dan dijalankan dengan baik agar dapat diperoleh bibit-bibit catur dari generasi muda.

Sementara itu, Ketua Percasi Kota Palembang, Okov Simanjuntak dalam sambutannya mengatakan sangat bangga dengan pertarungan persahabatan antara Seberang Ulu dan Seberang Ilir.  Dia berjanji, dalam kepengurusannya dia akan berbuat sesuatu demi kemajuan prestasi catur kota Palembang.  “Paling tidak yang saya janjikan adalah menyediakan sekretariat Percasi Palembang,” kata pengusaha Palembang yang juga mantan atlet catur yunior asal Medan pada tahun 1983 ini.

Di tempat yang sama Ketua Bidang Organisasi Percasi Sumsel, Nova Rizal menyoroti pentingnya peremajaan atlet catur di Sumsel.  “Wajah-wajah pemain catur sekarang rata-rata sudah berusia lanjut.  Untuk itu, kejuaraan demi kejuaraan perlu dilaksanakan pengurus-pengurus cabang di kabupaten dan kota untuk menjaring generasi muda,” kata Nova. 

Dia berharap, di masa mendatang, kegiatan perlomabaan catur semacam ini bisa menjadi contoh bagi pengurus cabang kabupaten/kota.  “Kita berharap, catur bahkan bisa menjaring bibit-bibit sejak pelajar melalui pelajaran ekstra kulikuler.  Kita contoh India.  Di sana sudah bisa menghasilkan Grand Master usia muda.  Seharusnya kita juga bisa menghasilkan atlet catur berprestasi apabila pendidikan catur sudah diberikan dan diminati sejak muda,” katanya.

Blind Fold Chess FIDE Maksum Terlalu Kuat

Setelah melaksanakan pertandingan beregu, dilanjutkan pertandingan catur buta (blind fold) antara FM Maksum Firdaus dengan Wakil Ketua Percasi Palembang, Bagus Eddy Gunawan.

FM Maksum Firdaus ketika melawan Bagus Eddy Gunawan

Pertandingan yang disaksikan seluruh peserta pertandingan ini sangat menarik perhatian.  Betapa tidak, Maksum yang juiga atlet paralimpik, masih menunjukkan tajinya dengan bermain tajam kendati ditutup mata dan tidak melihat papan catur.

Dia hanya dibantu dengan notasi yang dilakukan lawan melalui pembawa acara dan melakukan gerakan catur melalui pemandu.  Maksum yang memegang buah putih akhirnya mampu mengalahkan Bagus Eddy Gunawan dengan permainan tajamnya relatif dalam waktu singkat.

Maksum Firdaus sudah memainkan catur buta sejak 1984 dan merupakan peraih medali perak Asia Para Games 2018 di Jakarta asal Sumatera Selatan.  Dia juga pernah melatih Grand Master Wanita Irene Sukandar yang saat ini menduduki ranking satu catur di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

12 + 12 =