Penipuan Investasi Nikel PT. Halmahera Sangat Meresahkan

PALEMBANG, NAGARA.ID – Penipuan berkedok investasi tambang Nickel dan pembuatan baterai semakin meresahkan.  Kali ini PT Halmahera Persada Lygend (HPAL) jadi tameng investasi bodong dengan iming-iming profit yang menggiurkan.

Pelakunya Tyas Sabila wanita yang mengaku asal Pirngadi Medan, Sumatera Utara. Janda yang mengaku mempunyai anak kembar ini adalah perayu korban lewat kenalan di Facebook untuk mengikuti jejak dirinya investasi di PT. HAPAL yang berkantor di Menara PAN Jakarta Pusat dengan lokasi tambang di Pulau Obi Maluku Utara.

Wanita berjilbab ini meyakinkan para korban dengan mengaku telah menjalankan investasi selama dua tahun dan berjalan lancar dan menaruh ratusan juta uangnya.

Namun dalam kenyataan, semua ini dilakukan hanya sebagai trik untuk meyakinkan korban.

Menurut korban asal Palembang bernama, AE, rasa curiga bahwa ini adalah penipuan sudah muncul sejak awal.  “Wanita ini selalu menolak ditelpon dengan alasan sibuk dan melihat gelagat seringya yang bersangkutan mengirimkan posting dirinya dalam berbagai pose. Pelaku juga mengaku memiliki usaha toko konveksi dan mengendarai kendaraan BMW dalam keseharian dan tengah membeli mobil listrik BYD,” kata pria paruh baya ini, Kamis (27/11/2025)

Sebagaimana data dari website perusahaan, PT. HAPAL mengaku sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional di Pulau Obi, Maluku Utara.  Perusahaan ini mengolah bahan baku nikel limonit (tipe kadar rendah) bersumber dari penambangan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Produksi Trimegah Bangun Persada (TBP) dan Gane Permai Sentosa (GPS) yang merupakan bagian dari Harita Nickel.

PT HAPAL beralamat di Gedung Bank Panin, Lantai 3 Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat
10270 – Indonesia.

Setelah yakin, Tya menyarankan investasi mulai dari Rp 3.000.000 dengan profit 3 persen perhari. Investasi dibuka pukul 20.00 WIB dan hanya berlangsung 12 jam dimana hasilnya sudah bisa diperoleh pagi keesokan harinya.

“Investasi ini saya ikuti selama lima hari dengan hasil Rp 90.000 per hari dan saya memperoleh hasilnya modal dan keuntungan 3.450.000,” lanjut korban.

Setelah itu, Tyas yang berkamuflase rajin sembahyang ini menyarankan korban menaikkan nilai investasi lebih tinggi yaitu Rp 10 juta dengan profit 3,3%/hari.

Investasi ini berlangsung sehari dengan keuntungan 330.000 ribu sehingga uang korban bertambah menjadi 10.330.000.

Lagi-lagi dengan siasat cinta palsu wanita yang mengaku keturunan Arab dan Sunda ini merayu untuk naik level ke investasi paket Rp 30 juta dengan profit 3,5% persen/hari untuk satu tujuan bertemu di Singapura. Tya  juga menjamin mulai besok profit bisa diambil setiap hari.

Lalu seperti biasa investasi yang hanya berlangsung 12 jam dan dimulai pukul 20 malam ini keesokan harinya menghasilkan uang sebesar Rp 1.050.000 sehingga total menjadi Rp 31.050.000.

Kesulitan Penarikan Dana

Terbongkarnya penipuan ini terjadi ketika nasabah ingin menarik dananya sebesar Rp 1.000.000 saja untuk membuktikan bahwa bisnis ini benar atau tidak.

Betul saja, [ada fase ini, betapa terkejutnya ketika mau penarikan, tiba-tiba muncul notifikasi lewat WA dari customer service bernama Hasan Diarto yang mengatakan bahwa penarikan butuh verifikasi data.  Padahal pada saat pendaftaran sudah dilakukan verifikasi rekening dan KTP investor.

Hasan juga mengatakan investor perlu deposit sebesar Rp 6.000.000 ke rekening Mrajapa nomor 1886342245 di BNI.

Menanggapi permintaan saldo ini, tentu korban bertanya pada Tya yang mengaku sudah lama berinvestasi di PT. HAPAL dengan alamat website https:hpalnickel.com.

Tya menjelaskan memang harus demikian sesuai peraturan perusahaan.  “Ikuti saja kata Tya,” jelas korban.  Dalam kesempatan ini Tya bahkan mengatakan bahwa dia akan membantu separuh atau Rp 3 juta. Namun dana sebesar Rp 6 juta harus disetorkan dengan limit waktu pukul lima sore.

Tapi karena ini sangat janggal, korban yang banyak pengalaman tertipu ini akhirnya menolak mentransfer uang.

Betapa terkejutnya korban, setelah pukul 17.00 account miliknya dimana ada saldo sebesar Rp 31.050.000 tidak bisa diakses lagi dan nomor telpon user tidak terdaftar.

Akibat hal tersebut korban lalu melaporkan hal ini ke Polda Sumsel.  Pihak kepolisian menyarankan disertai bukti bukti transfer dan chat dengan Tya dan Hasan.  “Ini adalah penipuan pidana berkedok investasi,” kata polisi di bagian cyber Polda Sumsel di Palembang.

Salah satu saksi Fadly mengatakan bahwa diduga kuat semua profil HAPAL adalah palsu dan sindikat berada di belakang mereka. Kejadian ini sama persis dengan Tesla Solar yang pernah dia alami.  Bedanya di PT  HAPAL berlangsung beberapa hari sementara di Tesla Solar Energy dalam tiga hari website sudah menghilang.

Menindaklanjujuti hal tersebut korban berharap pihak kepolisian, perbankan dan OJK bisa segera menangkap dan mengungkapkan para pelaku kejahatan ini. Kontak pelaku, Wa, dan website semuanya jelas dan terang benderang.

Sementara itu pihak PT HAPAL sudah dihubungi namun sampai berita ini diturunkan lewat kontak email yang muncul adalah error.  “Sangat disayangkan perusahaan besar dan mengakui mempunyai ijin OJK ini justru berkeliaran bebas mencari mangsanya.  Padahal alamat, kontak para pelaku dan rekening bank semuanya sudah diketahui, harusnya kejahatan seperti ini mudah diungkap,” kata mantan bankir dan jurnalis senior ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 × one =