PALEMBANG, NAGARA.ID – Kejayaan Sriwijaya masa lalu sudah selayaknya menjadi dasar untuk memajukan Provinsi Sumatera Selatan menjadi provinsi terdepan dalam hal kemajuan dan mensejahterakan rakyatnya. Bagimana tidak, Sumsel yang kaya dengan sumber daya alam dan penyumbang dana ke dalam APBD nomor lima terbesar, malahan tercatat sebagai provinsi termiskin ke-5 di Indonesia. Ini sangat kontras dan ironis.
Kesimpulan tersebut muncul dari Diskusi Kebangsaan yang diadakan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Sumsel di Hote Grand Daira Palembang, Sabtu (24/8/2024). Diskusi tersebut menghadirkan narasumber Kms A.R. Panji (ahli sejarah) dan A.Edison Nainggolan (pemerhati politik, dan sosial ekomomi) dan dilengkapi dengan tanggapan dari Ketua DPRD Provinsi Sumatera Selatan Anita Noeringhati dan dibuka Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi diwaliki oleh Staf Ahli bidang hukum.
Di hadapan ratusan aktivis dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Palembang, Anita sangat mengapresiasi diskusi kebangsaan semacam ini yang membuka wawasan mahasiswa karena mereka inilah yang nantinya akan menjadi pemimpin masa depan Indonesia.
Lebih jauh, politisi Golkar dan menjadi wanita pertama yang menjadi Ketua DPRD Sumsel ini juga sepakat dengan narasumber yang dinilainya memiliki pandangan akademis dan perlu dijadikan perhatian oleh pemerintahan mendatang.
Dia juga bergembira dengan semaraknya kegiatan mahasiswa dan sering memberikan gagasan ke DPRD Sumsel. “Sejak saya menjabat sebagai Ketua DPRD, saya selalu terbuka mendengarkan aspirasi masyarakat dan mahasiswa,” kata dia.
Anita menambahkan, paparan yang disampaikan oleh dua pembicara sebelumnya berkaitan dengan sejarah kejayaan Sriwijaya sudah seharusnya menjadi harapan untuk menjadikan Sumsel terdepan di Indonesia.
Sebelumnya Edison Nainggolan, lebih banyak mengajak mahasiswa untuk melihat lebih jeli makna akan sejarah kejayaan Sriwijaya. “Dulu kecemerlangan Kerajaan Sriwijaya itu dimuat di dalam berbagai buku sejarah, juga diakui oleh sejumlah orang, di antaranya bangsa Arab Ibnu Rustah (903), Al Masud (955) yang mengatakan bahwa Sriwijaya dipimpin oleh Datuk (Raja) yang bijaksana dan rakyatnya sejahtera.
Saat ini, lanjut Edison, kita harus paham apa itu kemajuan dan kejayaan. ”Harus bisa dilihat dari angka nasional dan angka Sumsel terdiri dari IPM (72,91 vs 73,18), pertumbungan ekonomi (5,17% vs 4,87%), tingkat pengangguran terbuka (3,68% vs 4,46%), dan tingkat kemiskinan (9,36% vs 11,33%). Sumsel masih tertinggal dari nasional, kecuali untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) “Artinya Sumsel belum mengalami kemajuan dan kejayaan,” simpulnya.
Mantan banker Bank BNI ini juga menyampaikan pendapatan domestik bruto Indonesia masih jauh dari kriteria negara maju. “Padahal Indonesia, utamnya Sumsel memiliki sumber daya alam yang melimpah. Kemana kekayaan Sumsel ini, pasti ada yang salah dengan pemimpinnya apabila rakyatnya tidak sejahtera,” urainya.
Tak lupa, Edison juga menampilkan beberapa negara maju di dunia yang umumnya memiliki kelebihan di bidang teknologi, sumber daya alam, IPM, keunggulan budaya, rendahnya korupsi dan kemakmuran rakyatnya.
Sementara di Sumsel, dia mencontohkan perusahaan-perusahaan besar yang ada seperti PT. Bukit Asam, Pertamina, PT. Pusri, PT. Kereta Api Indonesia, PT. Semen Baturaja, dan perusahaan swasta lainnya yang berjaya tapi belum mampu menyentuh kesejahteraan rakyat Sumsel.
Sementara itu Kms Panji Arie menyampaikan kilas balik kejayaan Kerajaan atau Kedatuan Sriwijaya. Ahli sejarah Sumsel ini menyatakan situasi kejayaan Sriwijaya sebenarnya terasa sampai dengan saat ini dalam berbagai aspek.
Pola pemerintahan sistem mandala dengan kerajaan-kerajaan kecil yang memiliki otonomi telah pula diadopsi NKRI. Pola perdagangan, diplomasi, dan sistem pajak, juga diadopsi oleh Indonesia. “Demikian pula dengan kedamaian dengan pola bergaul dengan berbagai bangsa di dunia. Zero conflict sudah ada sejak zaman Sriwijaya dan berakar di masyarkat Sumsel,” tandas Arie.
Kepada media Ketua Panitia sekaligus Eksekutif Wilayah LMND, Yoga Aldo Novensi mengatakan dia menyelenggarakan diskusi ini untuk menyemangati mahasiswa dengan idealisme agar mahasiswa dapat berperan dan memaknai sejarah Sriwijaya dalam menapaki masa depan
Selama dialog nampak seluruh peserta yang juga mahaiswa antusias mengikuti acara dan tak seorangpun meninggalkan tempat hingga usai acara yang ditutup dengan makan malam bersama.