Pengawas, Kepsek dan Guru Harus Lebih Kreatif

PALEMBANG, NAGARA.ID – Karena majunya dunia pendidikan itu berad di tangan pengawas, kepala sekolah dan guru maka mereka diminta untuk lebih kreatif.  Hal terebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel Riza Fahlevi saat pelepasan masa purnabakti pengawas SMK di Palembang. “Kami ucapkan selamat dan terima kasih atas pengabdiannya. Yang banyak membantu dunia pendidikan,” katanya Kamis (2/9/2021).

Dikatakan Riza, saat ini satu pengawas mengawasi 10 SMK. Namun demikian untuk penambahan pengawas belum mendesak.  Peraturan pusat, sebelumnya boleh guru jadi pengawas. Sekarang harus dari kepsek jadi pengawas,” katanya.

Sementara itu, Koordinator Pengawas SMK Kota Palembang sekaligus Koordinator Pengawas SMK Sumsel Nursal menuturkan, tahun ini tiga pengawas SMk memasuki masa purnabakti.

Jumlah pengawas SMK saat ini di Palembang ada 11 orang, tahun ini ada 3 memasuki masa pensiun. Jadi tinggal 8. Dengan jumlah SMK di Palembang 80 SMK. Harapan kita pengawas bekerja makin keras. Kalau selama ini satu pengawas membina 7 SMK, setelah ada 3 pengawas yang pensiun nanti, maka satu pengawas membina 10 SMK. Harapan kita koordinasi terus dilakukan antara pengawas, kepsek dan guru.

Salah satu pengawas yang memasuki masa pensiun, Ismail mengungkapkan, pertama jadi guru mengajar di Jakarta. Karena ada keluarga di Palembang, akhirnya pindah di Palembang. “Pertama kali di Palembang, saya mengajar di SMK Negeri 4. Kemudian, jadi jadi Wakil Kepsek SMK Negeri 7. Dan pada tahun 2004-2010 jadi Kepsek di SMK Negeri  4 Palembang,” katanya.

Selama jadi guru 35 tahun dirinya mengaku dapat mengajar dengan baik. Setelah kepsek dapat menerapkan langsung, mengefektifkan pembelajaran, siswa lebih banyak praktek.

Karena SMK ilmu pengetahuannya berkembamg terus. guru perlu aktif mencari informasi baru bekerjasama dengan dunia industri. “Jangan segan, kalau ada ilmu baru di dunia industri diundang untuk menularkan ilmu ke guru dan anak anak. Ke depan itu, idealnya dunia pendidikan harus pioner. Perlu dikembangkan pusat penelitian,”urainya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five × five =