JAKARTA, NAGARA.ID – Pertandingan catur yang dinantikan banyak orang antara Dewa Kipas melawan GM Irene Sukandar, melalui kanal podcast Deddy Corbuzier, Senin (22/2/2021) berakhir antiklimaks .
Sebelum pertandingan dimulai sudah lebih 750 ribu penonton menunggu dan mencapai puncaknya pada pertarungan babak kedua dengan jumlah penonton 1,25 juta lebih. Namun sayangnya, pertarungan yang disaksikan Percasi dan dihadiri dua komentator WIM Chelsea Monica dan GM Susanto Megaranto ini berakhir antiklimaks.

Kekalahan Dadang di babak pertama yang dianggap karena demam panggung dan grogi, ternyata terulang kembali di babak kedua dan ketiga akibat sejumlah langkah blunder sehingga tidak ada perlawanan yang berarti. Jauh dari pertandingan sengit antara dua jagoan yang layak ditonton.
Sejumlah penonton meninggalkan live yang ditayangkan chanel youtube Deddy Corbozer sehingga tertinggal 800 ribu penonton saja.
Hampir Master
Kekalahan telak ini tak ayal membuat kehebatan Dadang mendadak luntur. Bahkan komentator dari Percasi, Hendrik mengatakan, Dadang memang bukan pecatur kelas RT atau kelas Ronda. “Mungkin hampir master,” katanya menanggapi pertanyaan Deddy.
Pertandingan yang disaksikan lebih dari 1,25 juta secara online ini boleh jadi menjadi pertandingan tidak resmi yang disaksikan penonton terbanyak di Indonesia.
Pada babak pertama, Dadang yang memegang buah hitam dengan pembukaan Karokan, harus kehilangan perwira akibat blunder atau kesalahan fatal yang dia lakukan ketika pertandingan baru berjalan 10 menit.
Namun penonton masih berharap terjadinya kejutan dan perlawanan melawan GM Irene pada babak kedua dimana Dadang memegang buah putih.
Sempat menang waktu, Dadang kembali mengalami blunder dan kehilangan satu perwira dan langsung menyerah akibat serangan yang dilancarkan Irene yang telah mengancam raja putih.
Viral
Pertandingan yang disiarkan langsung ini dilangsungkan bermula akibat kekisruhan yang muncul setelah Dewa Kipas dilaporkan curang dalam pertandingan catur digital di chess.com, melawan pecatur internasional Levy Rozman (Gothamchess).
Tudingan kecurangan itu kemudian dibantah oleh Ali Akbar, anak dari Dewa Kipas. Ia pun tak terima dengan keputusan chess.com yang memblokir akun milik ayahnya. Ia mengklaim ayahnya bermain jujur dan telah menyelami catur secara digital bertahun-tahun silam.
Warganet pun ikut bereaksi dan membela Dewa Kipas di akun milik Gothamchess maupun chess.com. Kisruh ini rupanya menarik perhatian dari GM Irene Sukandar, ia melayangkan surat terbuka kepada Deddy Corbuzier.
GM Irene menyebut jika publik mesti mengetahui catatan atau data permainan Dewa Kipas dan penyebab akunnya diblokir oleh chess.com. Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah akurasi langkah Dewa Kipas yang sangat tinggi, Dewa Kipas diduga menggunakan bot atau kecerdasan buatan sebagai pemandu langkahnya di chess.com.
Tudingan itu juga dibantah oleh Ali. Menurutnya sang ayah tak mungkin menggunakan bot, pasalnya Dadang merupakan orang yang gagap teknologi. Ayahnya pun hanya menjadikan catur tak lebih dari hobi belaka.
Melihat kisruh yang berkembang, akhirnya Deddy Corbuzier pun memfasilitas kedua pihak untuk berperang di atas papan catur di studio Podcastnya di Jakarta.
Hadiah yang ditawarkan bagi kedua pihak yang ditawarkan pun tak main-main, pemenang akan mendapatkan uang sebesar Rp 200 juta dan yang kalah akan mendapatkan uang Rp 100 juta.
Namun hasilnya, banyak penonton yang kecewa karena pertandingan antara Dadang yang konon memiliki elo 2.300 (Chess.com) dengan GM Irene yang memiliki elo 2.413 (FIDE), bak pertandingan antara pemain professional dengan pemain kampung. Salah satu alasan, menurut Dadang dirinya grogi dan tidak terbiasa bermain dengan pembatasan waktu.
Akibat kekalahan Dewa Kipas ini netizen menyebutnya sebagai Dewa Blunder tak sehebat bayangan Dewa Kipas selama ini, dan penonton kecewa.
Namun yang pasti, akibat kehebohannya, Dadang berhasil pulang dengan membawa uang Rp 100 juta dan banyak orang di Indonesia bertambah kegemarannya bermain catur.