Wakapolres Banyuasin Kompol Yenny Diarty: Menyesuaikan Tugas dengan Keadaan

SALAH satu perwira menengah Polri di jajaran Wakasatwil Polda Sumsel Kompol Yenny Diarty, S. IK adalah sesosok wanita yang cukup berprestasi di bidangnya.  Saat ini sedang bertugas sebagai Wakapolres Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan setelah sertijab yang dilaksanakan pada Jum’at (6/11/2020).

Yenny Diarty, wanita cantik kelahiran Palembang, 25 Juni 1980 ini sejak kecil memang berkeinginan untuk menjadi seorang polisi wanita (Polwan).

Cita-cita inilah yang membuat ia mantap mengikuti pendidikan kebintaraan Polri sejak kelas 3 SMA dengan mendaftar ke bintara Polri melalui pendidikan sekolah militer Lebak Bulus tahun 1998.

Karena ketekunannya dan sering berlatih membuat dirinya berprestasi dari bintara satu angkatannya.

Jiwa yang peduli kepada masyarakat yang kurang mampu, ini dilakukan semasa bertugas menjadi Kapolsek SU II Palembang dan jajaranya.

Prestasi yang baik di torehkan juga semasa bertugas menjadi Kapolsek IB I Palembang,  diantaranya Juara I Lomba Kebersihan Mako Tingkat Polda Sumsel diberikan langsung oleh Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof. Dr. Eko Indra Heri S, MM dan Juara I Kebersihan Mako Tingkat Polrestabes Palembang diberikan langsung oleh Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Anom Setiadji, S. IK,  dan masih banyak prestasi yang lainnya.

Wakapolres Banyuasin bersama wartawan Nagara News Network.

Dimasa pendidikan Prestasinya membuat Yenny Diarty mendapat peringkat 1 menembak dan lulus di tahun 1999, sehingga menjadikan Yenny Diarty instruktur menembak di lembaga pendidikan Polri.

“Hobbynya memang menembak dari dulu, karena dengan menembak dapat menghilangkan capek dan lelah. Saat menembak, kita bisa mengatur emosi kita, konsentrasi serta ketenangan kita. Dari tiga unsur itu berpadu menjadi satu saat kita menembak,” ungkap Yenny.

Tahun 2002, saat dibuka rekrutmen taruni Akpol yang menerima dari SMA dan bintara, alumni SMA N 5 Palembang ini memenuhi persyaratan mengikuti jalur bintara sejak 2002 selama 2,5 tahun dan lulus tahun 2005.

Di tahun 2006, wanita yang sekarang berpangkat Kompol ini menikah dengan AKBP Andi Baso Rahman, S.IK.

Saat itu, suaminya Kompol Andi Baso Rahman, S.IK mendapat penempatan di Paso Sulteng.

Akhirnya, dari Palembang Kompol Yenny pindah ke Poso, untuk mengikuti karir suami dan melahirkan anak pertama di sana.

“Saat saya mendampingi tugas suami di Polda Sulteng dimana saat itu kondisi konflik. Ada beberapa peledakan bom yang kerap terjadi, kemudian ada eksekusi Tibo. Di situ memang sempat sedikit agak khawatir karena lagi hamil anak pertama dan jauh dari keluarga,” ujarnya.

Dengan keadaan sarana dan prasarana yang serba terbatas membuat wanita cantik ini harus sigap dalam menjalani tugasnya meski dalam keadaan hamil.

“Dulu listrik terbatas hanya 6 jam, tapi bagaimanapun kegiatan tetap berjalan. Saat itu saya di reskrim, mau pemeriksaan listrik mati. Jadi mau gak mau kita memeriksa saat orang tidur, karena lampu hidupkan di malam hari, karena itu kita yang menyesuaikan lampu,” ujarnya.

“Saat deadline kita akhirnya numpang ke hotel sambil bawa laptop, kadang kita juga numpang di kantor jaksa karena saat itu cuma kantor jaksa yang ada genset. Saat itu benar-benar minim sarana prasarana,” katanya menambahkan.

Namun bagaimanapun keadaan, ibu dua anak ini tetap menjalani kehidupan dengan penuh rasa syukur dan tetap berprinsip menganggap masyarakat, tetangga dan teman merupakan keluarga.

“Dimanapun kita berada harus baik pada semua orang, mau di daerah konflik maupun daerah aman kita anggap semuanya keluarga.

Dengan berempati kita bisa saling menguatkan hidup jadi gak berasa sendiri.

Walaupun saya gak punya keluarga disana, namun karena mengangap teman dan tetangga seperti keluarga alhamudulillah saya semua dibantu,” jelas dia.

Lebih lanjut wanita yang saat ini menjabat jadi Wakapolres ini sejak Desember 2020 ini berkeinginan ke depannya Kepolisan RI terus menjadi lebih baik mulai dari SDM, sarana prasarananya dan tetap memikirkan kesejahteraan agar kepolisian semakin profesional.

“Semoga Polri lebih dipercaya masyarakat sehingga bisa mengayomi dan menyelesaikan kasus-kasus dengan cepat,” katanya.

Dalam pengalaman bertugas pada saat bintara Polwan yang menjadi pilihan pernah menjabat sebagai Staf Pribadi Kapolri dimasa Jendral Polisi (Purn) Drs. Roesdiharjo Masa Jabatan (4/1/200 – 22/9/2000), selanjutnya dimasa Kapolri Jendral Polisi (Purn) Drs. Suroyo Bimantoro Masa Jabatan (23/9/2000 – 29/11/2001) dan Kapolri Jendral Polisi (Purn)  Drs. Da’i Bachtiar, Masa Jabatan (29/11/2001 – 7/7/2005).

 Di masa Pimpinan Kapolri Jendral Polisi Drs. Dai Bachtiar, Yenni menjadi Staf Pribadi Kapolri masuk “Taruni Akpol Angkatan Pertama 2002,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

three × 2 =